Minggu, 16 Juni 2013

Tentang Ayah

 
Tentang Ayah
Buah Pena: Anin Ayu Mahmudah
(14 Februari 2013)
Suatu waktu...
Saat tangan itu membelai lembut hadirku
Senyum itu terkembang, memenuhi hatinya yang mengharu
Seakan bertemu dengan sosok yang telah lama ia tunggu
Dia hanya terus tersenyum, menimangku
Memanjatkan beribu do’a,
Untuk aku, putrinya
Suatu masa...
Saat kaki kecil ini mulai menapaki tanah
Sosoknya merengkuhku pada tiap jalan aku melangkah
Walau seringkali aku terjatuh, tak berdaya
Walau seringkali aku sibuk sendiri, tanpa menghiraukannya
Satu hal yang selalu kutahu, ia tak pernah marah.
Tentang Ayah...
Dialah sosok yang selalu datang
Ketika tak ada lagi malaikat yang mampu
Untuk sekedar memberikan kesabarannya padaku
Ketika tak ada lagi kata yang sanggup
Untuk sekedar memberi nasehatnya padaku
Tentang Ayah...
Dia yang selalu berkorban peluh demi peluh
Hanya untuk sekeping logam, menghidupi anak istrinya
Dia yang selalu berjuang darah demi darah
Hanya untuk membuat kami tersenyum bahagia
Kala itu, aku mulai beranjak dewasa
Tak pernah ada satu luka pun yang kau torehkan
Tak pernah ada satu pinta pun yang kau ucap
Padaku...
Atau aku yang terlalu bodoh dan tak pernah menyadarinya
Atau aku yang terlalu egois dan tak mau merasa,
Mendengarkan sedikit saja ucapannya
Malam itu, satu permintaan terucap dari lisanmu
Tapi aku terlalu naif, hingga tak mendengarkannya
Tak menghiraukannya...
Tahun berganti tahun, masa berganti masa
Saat aku menyadari, kini kau telah semakin renta
Kau tak lagi gagah, tak seperti sedia kala
Peluh yang mengucur deras kala itu,
Berganti dengan do’a-do’a yang terucap semakin yakin, dan semakin pelan
Darah yang mengalir penuh pengorbanan kala itu,
Berganti dengan tasbih-tasbih yang terucap tertahan
Raga ini terlalu bodoh hingga tak pernah membuatmu bangga
Hati ini terlalu keras hingga tak jarang membuatmu terluka
Hari itu, saat langit menangisi dunia
Membiarkan bumi basah, berderai air mata
Kau meringkuk di dalam doa dan tasbihmu
Kau memanggil namaku dengan payah
Aku berjalan mendekat, duduk bersimpuh menunggu kata
Malam itu, saat langit berhenti menangis
Dan bumi tak lagi berderai air mata
Kau berucap pelan, nafasmu satu dua
Jantungku berdegup lebih cepat, tanpa tahu mengapa
Tiba-tiba tubuhmu terjatuh, jatuh dalam pelukanku
Tapi pelukan itu seakan tak lagi berarti
Mengingat aku tak lagi berkesempatan memenuhinya,
Memenuhi permintaanmu itu
Pagi telah tiba...
Langit berduka, tapi tak menangis
Bumi masih berdoa, tapi tak bersuara
Aku hanya termangu berdiam diri di sudut ruangan
Melihatmu yang kini telah terbujur kaku
Menatap sosokmu yang berlalu begitu saja
Tentang Ayah...
Yang tak mampu lagi kupeluk tubuh ringkihnya
Yang tak mampu lagi kubuat ia bangga
Yang tak mampu lagi kuhapuskan luka di hatinya
Tentang Ayah...
Hari itu adalah perpisahan
Aku hanya mampu berucap maaf dengan pelan
Maaf, maaf, dan maaf
Tentang Ayah...
Ketika tinggal do’a yang bisa kuberikan
Ketika waktu telah berakhir atas kita
Aku tersungkur, berdoa dalam diam
Untuknya seorang
Ayahku sayang...





Data Diri:
  • Nama: Anin Ayu Mahmudah
  • Alamat: Mojosari RT 02 RW 07 Ketitang, Nogosari, Boyolali 57378
  • Ttl: Boyolali, 22 Desember 1995       

0 komentar:

Posting Komentar

.:: Mengertikah bahwa hati adalah penawar? jika ia teracuni tidakkah tubuhmu akan terancam? jagalah ia sekalipun hal itu tak mudah. Berprinsip untuk 'menjaga hati', berusaha menjadi baik supaya mendapatkan yang baik pula::. ||




Ingin Karya Anda Go Inernasional, Tampilkan Disini!!! GRATIS!!!




bagi anda yang ingin menampilkan karya anda yang berupa tulisan, bisa artikel, cerpen, novel, puisi, dll. bisa dikirim melalui email kami di ukirkata.publikasi@gmail.com. Tak perlu ragu jika karya anda kurang bagus. Kami akan menghargai karya anda.
jangan lupa lengkapi data diri anda (Nama Lengkap, Tempat Tanggal Lahir, dan Alamat)










Anda Pengunjung ke:

Popular Posts

Mutiara Islam

 
;