Rabu, 10 Juli 2013 0 komentar

Bagaimana Allah mengingatkan hambahnya

Bagaimana Allah mengingatkan hambahnya...

Seorang manager yang saat itu berada di lantai lima ingin
memanggil karyawan yang sedang bekerja di bawah, Setelah sang manager berkali-kali berteriak memanggil,
si pekerja tidak dapat mendengar karena fokus pada
pekerjaannya dan bisingnya alat bangunan. Sang manager terus berusaha agar si karyawan mau
menoleh ke atas, dilemparnya Rp. 10.000- yang jatuh tepat
di sebelah si karyawan.
Si karyawan hanya memungut Rp 10.000 tsb dan
melanjutkan pekerjaannya. Sang manager akhirnya melemparkan Rp 100.000 dan


berharap si karyawan mau menengadah "sebentar saja"
ke atas.
Akan tetapi si karyawan hanya lompat kegirangan karena
menemukan Rp 100.000 dan kembali asyik bekerja. Pada akhirnya sang manager melemparkan tutup pulpen
yang tepat mengenai kepala si karyawan. Merasa
kesakitan akhirnya si karyawan baru mau menoleh ke
atas dan dapat berkomunikasi dengan sang manager.


 Metafora diatas sering kali terjadi pada kehidupan kita, kia sebagai mahkluk yang penuh kekhilafan sering kali melupakan nikmat Allah, lupa bersyukur, dll.
Allah selalu ingin menyapa kita, akan tetapi kita selalu
sibuk mengurusi "dunia" kita. Kita diberi rejeki sedikit maupun banyak, sering kali kita
lupa untuk menengadah bersyukur kpd NYA Bahkan lebih sering kita tidak mau tahu dari mana
rejeki itu datang
Bahkan kita selalu bilang kita lagi "HOKI!" Yang lebih buruk lagi kita menjadi takabur dengan
rejeki milik Allah. Jadi jangan sampai kita mendapatkan lemparan "batu
kecil" yg kita sebut musibah! agar kita mau menoleh
kepada-NYA. Sungguh Allah sangat mencintai kita, marilah kita selalu
ingat untuk menoleh kepada NYA sebelum Allah
melemparkan batu kecil. 


Semoga kisah diatas memberikan kita manfaat dan lebih bijaksana dalam menjalani kehidupan...
Amin 

sumber:
http://untuk-islam.blogspot.com/2013/06/bagaimana-allah-mengigatkan-hambahnya.html
BACA SELENGKAPNYA ... - Bagaimana Allah mengingatkan hambahnya
0 komentar

Kerusakan Seni Dan Budaya Manusia

Kerusakan Seni Dan Budaya Manusia

Segala pujian Hanya Bagi Allah Tuhan semesta Alam, sholawat dan salam semoga senantiasa tercurah kepada Rasulullah Muhammad SAW, keluarga, sahabat dan seluruh pengikutnya yang selalu mengikuti jalan hidayah-Nya. Salam untuk seluruh Nabi dan Rasul-Nya.

Manusia perlu menyadari bahwa semua yang ada di segenap penjuru alam, yang dinamakan makhluq memiliki banyak kelemahan, dan salah satu kelemahan yang dimiliki adalah rusak atau mengalami proses kerusakan.

Demikian pula ciptaan Allah yang disebut Jasmani dan Rohani Manusia pun dapat mengalami proses kerusakan. Jasmani yang telah mati dapat mengalami proses pembusukan, Jasmani yang terdapat padanya rokhani juga dapat mengalami sakit dan kerusakan. Demikian pula ternyata rokhani manusia pun dapat mengalami sakit dan rusak.

Dalam setiap kurun waktu zaman, Allah SWT selalu menurunkan Nabi dan Rasul-Nya, dan pada kenyataannya merekalah yang ditugasi langsung oleh Allah untuk menjadi manusia-manusia yang dapat menyembuhkan penyakit rokhani manusia di sebuah zaman. Penyakit rokhani penyakit yang dapat menyerang seluruh level umat manusia.

Seni dan Budaya, adalah produk karya pikiran dan rasa manusia, didalam rasa dan pikiran sering terwarnai oleh dominasi nafsu. Dan bila zaman dipenuhi dengan manusia-manusia yang sakit rukhaninya, makan seni dan budaya-pun  akan terbidani oleh pikiran dan rasa yang dipenuhi dengan gejolak hawa nafsu.

Rasa atau ungkapan rokhani dan juga alam pikiran manusia dapat rusak bila telah dikalahkan oleh dominasi nafsu jahat, sehingga kemungkinan besar seni dan budaya yang dihasilkan adalah seni dan budaya yang terwarnai dengan nafsu jahat.

Manusia yang menganggap bahwa seni dan budaya dapat menjadi menyambung keakraban diantara manusia, namun bagaimana pula bila seni dan budaya tersebut adalah seni dan budaya yang  dilahirkan dengan terselip dan bersimbah dengan budaya yang kental dengan nafsu kejahatan ???

Dunia manusia, dunia yang selalu pasang surut, Akhlaq manusia kadang pasang menuju ufuk yang tinggi, diwarnai dengan ketinggian hikmah dan kearifan yang datang dari Allah SWT, Tuhan Pencipta Semesta Alam,  Tuhan Yang Maha Mulia, Tuhan Yang Maha Suci , Tuhan Yang Maha Tinggi.

Namun suatu saat juga bisa jatuh ketempat terendah , merelakan  dirinya menyatu dengan syaitan laknatullah yang selalu membujuk kepada kerendahan dan kesesatan yang dibungkus dengan tipu daya manisnya kelezatan nafsu jahat yang rendah.

Seni dan Budaya yang tumbuh dari jasmani  dan rokhani yang sedang sakit, tidak dapat dijadikan sebagai sandaran, bahwa seni dan budaya tersebut dapat meyelesaikan masalah kehidupan.

Yang benar tetap benar dan yang batil tetap saja akan menghasilkan kebatilan. Dan tidak mungkin kebatilan akan membawa keuntungan.  Namun ada sebesit sinar kebenaran yang dapat digapai oleh manusia di muka bumi yaitu dengan kembali kepada Jalan Allah SWT, jalan iman dan amal sholih, jalan Islam, jalan mendaki lagi sukar. Jalan perpahit-pahit, menyembuhkan diri dari manisnya bujukan hawa nafsu kepada keteguhan Ibadah kepada Allah SWT.

Kehidupan Rasulullah Muhammad SAW, Nabi terakhir, manusia terakhir yang ditunjuk menjadi manusia penyembuh jiwa manusia. Yang dibekali dengan mu’zizat yang dapat dipegang oleh setiap umat manusia, yaitu Kitab Suci Al-Qur’an dan hikmah As-Sunnah.

Semoga Allah menunjuki segenap manusia untuk mau kembali kepada jalan-jalan kemuliaan, jalan jalan kesucian dan ketinggian, jalan-jalan kebahagiaan di dunia dan di akherat. Dan pasti kemudian akan tumbuh dari masing-masing pribadi manusia budaya yang suci dan mulia.

Kearifan, keramahan, kesantunan, kesopanan, keadilan, kelemah-lembutan, kedisiplinan merupakan sedikit banyak ciri-ciri jiwa yang tidak sedang sakit.  Wallahu a’lam.

sumber:
http://www.mta.or.id/2013/02/21/kerusakan-seni-dan-budaya-manusia/
BACA SELENGKAPNYA ... - Kerusakan Seni Dan Budaya Manusia
0 komentar

Allah, Penjamin Rezeki kita

Allah, Penjamin Rezeki kita

Ketika anak saya lahir, hampir semua tetangga, saudara, teman dan juga kenalan-kenalan dekat saya, menjenguk mengucapkan selamat. Saya cukup bergembira dengan antusiasme mereka. Begitulah suasana di kampung. Kegotong royongan, silaturrahmi antar tetangga, alhamdulillah masih tumbuh subur tak lapuk ditelan zaman

Mereka datang mendoakan kami sekeluarga. Memberikan untaian doa kepada buah hati saya. Dan tak jarang juga yang memberikan tips-tips kepada isteri saya agar cepat sehat setelah melahirkan dengan resep-resep tradisional. Ada juga beberapa tetangga yang datang membawa buah tangan. Bentuknya macam-macam. Ada yang berupa barang-barang jenis keperluan bayi, seperti popok, bedak, sabun dan baju-baju kecil yang lucu-lucu. Dan ada juga jenis-jenis makanan, dari jajan pasar, sayur mayur, minyak goreng sampai daging ayam. Saya berterima kasih sekali dengan mereka.

Namun ada seorang tetangga yang begitu datang dan melihat buah hati saya lahir, langsung berkata. ”Jabang bayi, kenapa kau lahir di zaman susah begini? Di saat barang-barang serba mahal? Kenapa kau lahir tidak pada waktu bahan makanan sedang murah?”

Ada rasa geli, lucu, tapi juga menguras sedikit otak saya, ketika mendengar ucapan perempuan itu. Paling tidak saya jadi bertanya dengan diri sendiri, kenapa ia mengucapkan hal seperti itu? Tidak ada kata lainkah yang lebih enak didengar selain kalimat itu?

Saya tidak tahu alasannya, mengapa tetangga saya mengatakan hal seperti itu, tapi yang jelas, orang yang baru melahirkan itu banyak membutuhkan makanan bergizi, supaya bayi dan ibunya sehat. Sedangkan barang-barang jenis makanan yang bergizi nyaris semua mahal.

Akhirnya saya sedikit paham dengan kalimat dia. Dia tentu memandang latar belakang saya, yang usahanya sedang hancur terpengaruh gelombang reformasi. Perempuan itu tentu bukannya asal ngomong mengatakan hal seperti itu, karena ia melihat sehari-hari keadaan ekonomi saya. Usaha kecil-kecilan yang sudah saya rintis cukup lama nyaris tak bisa bangkit lagi. Sedang harga bahan-bahan makanan yang bergizi sudah melambung. Mungkin saja begitu. Sebab waktu itu harga beras yang masuk dalam daftar beras ‘enak’ terlalu mahal untuk ukuran saya.



Saya memang susah. Saya tak mengelak keadaan seperti itu. Seiring dengan lahirnya si buah hati, usaha saya makin sulit. Ini saya akui. Banyak rizki yang datang kepada saya, tapi bukan lewat keringat saya. Banyak teman-teman yang datang di hari-hari berikutnya membawa sesuatu yang sangat menolong keberadaan ekonomi saya.

Apapun bentuknya, dari siapapun datangnya, yang jelas itu rizki dari Allah untuk kami, terutama si buah hati yang baru lahir. Karena kata Allah, tak ada satupun mahluk yang dilahirkan ke dunia ini tanpa membawa rizki. Tentunya ini adalah keyakinan yang harus saya pegang sampai kapanpun, dalam kedaan ekonomi seperti apapun.

Dan tidak ada suatu binatang melatapun dimuka bumi, melainkan Allah lah yang memberi rizkinya, dan Dia mengetahui tempat berdiam binatang itu, dan tempat penyimpanannya. Semua tertulis dalam kitab yang nyata. (QS Huud: 6)

Biar si perempuan tetangga saya sangat menghawatirkan rizki anak saya, tapi saya tidak. Biar reformasi tak kan kunjung ada hasilnya, saya yakin Allah tak kan berhenti memberikan rizki kepada makhlukNya.

sumber:
 http://untuk-islam.blogspot.com/2010/06/allah-penjamin-rezeki-kita.html
BACA SELENGKAPNYA ... - Allah, Penjamin Rezeki kita
.:: Mengertikah bahwa hati adalah penawar? jika ia teracuni tidakkah tubuhmu akan terancam? jagalah ia sekalipun hal itu tak mudah. Berprinsip untuk 'menjaga hati', berusaha menjadi baik supaya mendapatkan yang baik pula::. ||




Ingin Karya Anda Go Inernasional, Tampilkan Disini!!! GRATIS!!!




bagi anda yang ingin menampilkan karya anda yang berupa tulisan, bisa artikel, cerpen, novel, puisi, dll. bisa dikirim melalui email kami di ukirkata.publikasi@gmail.com. Tak perlu ragu jika karya anda kurang bagus. Kami akan menghargai karya anda.
jangan lupa lengkapi data diri anda (Nama Lengkap, Tempat Tanggal Lahir, dan Alamat)










Anda Pengunjung ke:

Popular Posts

Mutiara Islam

 
;